Akibatnya, teori tentang kesetimbangan kimia berlaku juga pada larutan -larutan elektrolit. Misalnya untuk menyatakan banyak atau sedikitnya zat elektrolit yang terionisasi digunakan istilah derajat ionisasi atau derajat ionisasi ( α )
Jika banyaknyaa A yang dilarutkan = a mol
dan derjat ionisasi = α
maka banyaknyazat A yang terionisasi = aα mol
Banyaknya A yang tidak terionisasi = ( a - aα ) mol
banyaknya mol zat B yang terbentuk = n aα
Banyaknya partikel dalam larutan teriri dari banyaknya zat A yang tidak terionisasi dan banyaknya zat B yang terbentuk adalah
( a - aα + n a α ) mol , atau
a ( 1 + n α - α ) mol, atau
a( 1 + ( n- 1) α ) mol
Jika Dibandingakan antara partikelzat terionisasi dan partikel sebelum terionisasi terjadi penambahan sebesar ( 1 + ( n- 1) α ) . Penambahan itu dinamakan faktor Van't Hoff atau faktor i.
Sehubungan dengan hal itu maka penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik didih , penurunan titik beku, serta tekanan osmotik larutan elektrolit dirumuskan sebagai berikut :
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku4. Tekanan Osmotik *** dimana n = jumlah ion dan α = derajat ionisasiContoh soal :
Hitunglah titik didih 6,84 gram Aluminium sulfat * Al2(SO4)3 dalam 250 gram air. Jika derajat ionisasi Al2(SO4)3 , pada konsentrasi itu 0,9 dan Kb air = 0,52 oC
Pembahasan
Al2(SO4)
aq → 2 Al 3+ (aq) +3 SO42– (aq)
= 0,191 oC
Titik didih = ( 100 + 0,191 ) oC = 100,191 oC
Contoh 2.
Larutan elektrolit biner 5,85 gram dalam 500 gram membeku pada suhu -1,240C jika Kf air = 1,860C/m. Mr yang dibutuhkan adalah ….
Pembahasan:
Elektrolit biner → n = 2
Contoh 3
Sebanyak 1,2 gram MgSO4 dilarutkan dalam 500 ml air. Tekanan osmotik larutan pada saan 27 oC adalah sebesar.........( Mr MgSO4 = 120 , R = 0,082 )
Pembahasan :
No comments:
Post a Comment