I. klasifikasi hidrokarbon
Kita mulai dengan klasifikasi hidrokarbon yang merupakan
senyawa yang hanya tersusun oleh karbon dan hidrogen. Sedangkan senyawa karbon lainnya dapat dipandang sebagai turunan dari
hidrokarbon. Hidrokarbon masih dapat dibagi menjadi dua kelompok utama: hidrokarbon
alifatik, termasuk di dalamnya adalah yang berantai lurus, yang berantai
cabang, dan rantai melingkar, dan kelompok kedua, hidrokarbon aromatik
yang mengandung cincin atom karbon yang sangat stabil.
Hidrokarbon alifatik masih dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kelipatan ikatan karbon-karbon; hidrokarbon jenuh yang mengandung ikatan tunggal karbon-karbon; dan hidrokarbon tak jenuh yang mengandung paling sedikit satu ikatan rangkap dua karbon-karbon atau ikatan rangkap tiga.
Hidrokarbon alifatik masih dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kelipatan ikatan karbon-karbon; hidrokarbon jenuh yang mengandung ikatan tunggal karbon-karbon; dan hidrokarbon tak jenuh yang mengandung paling sedikit satu ikatan rangkap dua karbon-karbon atau ikatan rangkap tiga.
II. Kekhasan atom karbon
Atom karbon dengan nomor atom 6 mempunyai susunan
elektron K = 2, L
= 4, jadi mempunyai 4 elektron valensi dan dapat mernbentuk empat ikatan
kovalen, serta dapat digambarkan dengan rumus Lewis sebagai berikut, umpamanya
untuk CH4.
ikatan dalam molekul metana
ikatan dalam molekul metana
Selain itu atom karbon
mempunyai kemampuan untuk membentuk ikatan dengan atom karbon lain membentuk
rantai karbon yang terbuka atau tertutup/berlingkar
1. Pengertian
alkana dan sikloalkana
1.1 Alkana [ CnH2n+2 ]
Alkana merupakan kelompok hidrokarbon yang paling
sederhana - yaitu senyawa-senyawa yang hanya mengandung karbon dan hidrogen. Hidrokarbon
jenuh yang paling sederhana merupakan suatu deret senyawa yang memenuhi rumus
umum CnH2n+2 yang dinamakan alkana atau parafin. Suku
perfama sampai dengan 10 senyawa alkana dapat anda peroleh dengan
mensubstitusikan harga n dan tertulis dalam tabel berikut.
Suku
ke
|
n
|
rumus
molekul
|
nama
|
titik
didih
(°C/1 atm) |
|
1
|
1
|
CH4
|
metana
|
-161
|
16
|
2
|
2
|
C2H6
|
etana
|
-89
|
30
|
3
|
3
|
C3H8
|
propana
|
-44
|
44
|
4
|
4
|
C4H10
|
butana
|
-0.5
|
58
|
5
|
5
|
C5H12
|
pentana
|
36
|
72
|
6
|
6
|
C6H14
|
heksana
|
68
|
86
|
7
|
7
|
C7H16
|
heptana
|
98
|
100
|
8
|
8
|
C8H18
|
oktana
|
125
|
114
|
9
|
9
|
C9H20
|
nonana
|
151
|
128
|
10
|
10
|
C10H22
|
dekana
|
174
|
142
|
Anda bisa menentukan rumus molekul dari senyawa alkana manapun dengan
menggunakan rumus umum: CnH2n+2
1.2
TATA NAMA SENYAWA ALKANA
kita akan
menggunakan aturan tata nama yang diterbitkan IUPAC (International Union of
Pure and Applied Chemistry) dalam memberikan nama senyawa alkana.
Dimana :
a. Rantai
karbon berurutan yang terpanjang dalam suatu molekul ditentukan sebagai rantai
induk. Namanya letakan paling belakang sebagai senyawanya.
Carilah namanya pada tabel suku pertama sampai dengan 10 senyawa
alkana dan letakkan di
bagian belakang Kadang-kadang rumus struktur itu tidak digambarkan dengan
rantai karbon terpanjang dalam garis lurus.
b. Tentukan
rantai cabangnya
Untuk menentukan cabang pada rantai induk, rantai induk
itu diberi diberi nomor dari kiri atau dari kanan sehingga cabang pertama
mempunyai nomor terkecil.
c. Isomer
bercabang diberi nama sebagai turunan rantai lurus di mana satu atau beberapa
atom hidrogen diganti dengan pecahan alkana. Pecahan alkana ini disebut gugus
alkil, biasa diberi tanda -R (dari kata radikal), dan mempunyai rumus umum -CnH2n+1
. Dengan mengganti n dengan angka-angka diperoleh suku-sukunya seperti terlihat
pada tabel berikut
d. Letakkan nama gugus cabang
ini di depan nama rantai induk
e.
Kadang-kadang
terdapat lebih dari satu cabang. Jika cabang-cabang itu sama, namanya tidak
perlu disebut dua kali. Cukup diberi awalan di- , kalau 3 cabang sama awalannya
tri- , tetra untuk 4 cabang yang sama dan seterusnya. Ingat setiap cabang
diberi satu nomor, tidak peduli cabangnya sama atau beda.
f.
Jika
cabang-cabang itu berbeda, maka urutan menyebutnya adalah menurut urutan abjad
huruf pertamanya, cabang etil disebut dulu dari cabang metil.
Contoh 1: 2,metilpentana
H H H HH
I I
I I I
H ─C5 ─ C4 ─C3
─ C2 ─ C1 ─ H
I
I I I I
H H
H H─C─H H
I
H
Menurut aturan nomor satu, rantai C terpanjang 5, jadi menurut
namanya pentana dan kita letakkan di bagian belakang.cabangnya
adalah metil dan Letakkan cabang itu pada atom C nomor 2.
1.3 Isomeri
Sebagai
contoh, keduanya adalah molekul yang sama. Dan keduanya bukan isomer. Keduanya merupakan butan.
Jika anda memiliki sebuah model molekul didepan mata
anda, anda harus mempretelinya dan menyusung ulang kembali untuk menghasilkan
isomer dari molekul tersebut. Jika anda hanya memutar-mutar ikatan tunggal,
yang anda hasilkan bukanlah isomer, molekul tersebut sama sekali tidak berubah.
Semua alkana yang memiliki 4 atau lebih atom karbon akan
memiliki isomeri bangun atau isomer struktur. Ini
berarti bahwa ada dua atau lebih rumus bangun yang bisa dibuat untuk
masing-masing rumus molekul.
Dalam isomer struktur, atom diatur dalam susunan yang
berbeda-beda. Mungkin akan lebih mudah dilihat dengan contoh contoh sebagai
berikut.
Molekul-molekul ini masing-masing disebut butana
dan 2-metilpropana.
Isomer-isomer ini muncul karena adanya kemungkinan dari
percabangan rantai karbon. Sebagai contoh, ada dua buah isomer dari butan, C4H10.
Pada salah satunya rantai karbon berada dalam dalam bentuk rantai panjang,
dimana yang satunya berbentuk rantai karbon bercabang.
Hati-hati untuk tidak menggambar isomer yang salah yang
hanya merupakan rotasi sederhana dari molekul awal. Sebagai contoh, struktur dibawah
ini merupakan versi lain dari rantai panjang butan yang diputar apa daerah
tengah dari rantai karbon.
Anda dapat melihatnya dengan jelas pada model dibawah
ini. Ini merupakan contoh yang sebelumnya telah kita gunakan diatas.
Pentane, C5H12, mempunyai tiga
rantai isomer. Jika anda berpikir anda
bisa menemukan yang lain, maka yang anda temukan hanyalah molekul yang sama
yang diputar. Jika anda masih meragukannya gunakanlah
sebuah model.
Bagaimana kita dapat memperoleh molekul alkana yang lebih
panjang dari molekul yang lebih pendek ? Gantilah salah satu atom H dari metana
dengan gugus -CH3 maka akan kita peroleh molekul etana. Demikian
juga jika kita mengganti salah satu atom H dari etana dengan gugus -CH3
akan kita peroleh propana yang rantai karbonnya lebih panjang satu lagi.
CH3-H diganti
dengan -CH3 diperoleh CH3-CH3
CH3-CH2-H diganti dengan -CH3 diperoleh CH3-CH2-CH3
CH3-CH2-H diganti dengan -CH3 diperoleh CH3-CH2-CH3
Anda boleh memilih salah satu atom H
yang mana saja untuk diganti dengan gugus -CH3 dan anda akan
memperoleh hasil penggantian yang sama. Kita mengatakan bahwa setiap atom H
terikat secara ekuivalen dengan atom karbon. Tetapi bila sekarang anda akan
mengganti salah satu atom H dari propana dengan gugus -CH3 anda akan
memperoleh lebih dari satu macam hasil, perhatikanlah:
CH3-CH2-CH2-H diganti dengan -CH3 diperoleh CH3-CH2-CH2-CH3 à n-butana
H CH3
| |
CH3-CH-CH3 diganti dengan -CH3 diperoleh à CH3-CH-CH3 à Isobutana
Jelas terlihat bahwa kedua hasil penggantian di atas berbeda, kita mengatakan atom H tidak lagi terikat secara ekuivalen. Atom C yang terikat dengan satu atom C dan 3 atom H disebut atom C primer, sedang atom C yang terikat dengan dua atom C den dua atom H disebut atom C sekunder. Kedua hasil penggantian itu mempunyai rumus struktur yang berbeda tetapi rumus molekulnya sama, peristiwa ini disebut isomer. Jadi dapatkah Anda mendefinisikan apa itu isomeri ? Kedua hasil penggantian itu adalah senyawa yang berbeda terbukti mempunyai sifat-sifat berbeda, titik beku dan titik didih dari yang berantai lurus adalah
Sikloalkana
juga hanya mengandung ikatan C-H dan ikatan tunggal C-C, hanya saja atom-atom
karbon tergabung dalam sebuah cincin. Sikloalkana yang paling kecil adalah
siklopropana.
Jika
anda menghitung jumah karbon dan hidrogen pada gambar di atas, anda akan
melihat bahwa jumlah atom C dan H tidak lagi memenuhi rumus umum CnH2n+2.
Dengan tergabungnya atom-atom karbon dalam sebuah cincin,
ada dua atom hidrogen yang hilang.
Dua atom hidrogen yang hilang memang
tidak diperlukan lagi, sebab rumus umum untuk sebuah sikloalkana adalah CnH2n.
Jangan anda berpikir bahwa molekul-molekul yang terbentuk
dari rumus ini adalah molekul-molekul biasa. Semua sikloalkana mulai dari
siklopentana keatas terdapat sebagai "cincin yang berkerut".
Struktur ini dikenal
sebagai bentuk "kursi" dari sikloheksana - sesuai dengan bentuknya
yang sedikit menyerupai sebuah kursi.
Titik-titik
didih yang ditunjukkan pada gambar di atas semuanya adalah titik didih untuk
isomer-isomer "rantai lurus" dimana terdapat lebih dari satu atom
karbon.
Perhatikan bahwa empat alkana pertama di atas berbentuk
gas pada suhu kamar. Wujud padat baru bisa terbentuk mulai dari struktur C17H36.
Alkana dengan atom karbon kurang dari
17 sulit diamati dalam wujud padat karena masing-masing isomer memiliki titik
lebur dan titik didih yang berbeda. Jika ada 17 atom karbon dalam alkana, maka
sangat banyak isomer yang bisa terbentuk!
Sikloalkana memiliki titik didih yang sekitar 10 - 20 K
lebih tinggi dibanding alkana rantai lurus yang sebanding.
1.2.2 Penjelasan-Penjelasan
Perbedaan keelektronegatifan antara
karbon dan hidrogen tidak terlalu besar, sehingga terdapat polaritas ikatan
yang sangat tinggi. Molekul-molekul sendiri memiliki polaritas yang sangat
kecil. Bahkan sebuah molekul yang simetris penuh seperti metana tidak polar
sama sekali.
Ini berarti bahwa satu-satunya gaya
tarik antara satu molekul dengan molekul tetangganya adalah gaya dispersi Van
der Waals. Gaya ini sangat kecil untuk sebuah molekul seperti metana, tapi akan
meningkat apabila molekul bertambah lebih besar. Itulah sebabnya mengapa titik
didih alkana semakin meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran molekul.
Semakin bercabang rantai suatu
isomer, maka titik didihnya akan cenderung semakin rendah. Gaya dispersi Van der
Waals lebih kecil untuk molekul-molekul yang berantai lebih pendek, dan hanya
berpengaruh pada jarak yang sangat dekat antara satu molekul dengan molekul
tetangganya. Molekul dengan banyak cabang tapi berantai pendek lebih sulit
berdekatan satu sama lain dibanding molekul yang sedikit memiliki cabang.
Sebagai contoh, titik didih tiga isomer dari C5H12
adalah:
Titik
didih (K)
|
|
pentana
|
309.2
|
2-metilbutana
|
301.0
|
2,2-dimetilpropana
|
282.6
|
Titik didih yang
sedikit lebih tinggi untuk sikloalkana kemungkinan diakibatkan karena
molekul-molekul bisa saling mendekati akibat struktur cincin yang membuatnya
lebih rapi dan kurang "mengerut"!
1.2.3 Kelarutan Alkana dan Siklo
Alkana
A. Fakta-fakta
Kelarutan alkana tidak berbeda dengan kelarutan sikloalkana.
Alkana hampir tidak dapat larut dalam air, tapi larut dalam pelarut
organik. Alkana dalam bentuk cair merupakan pelarut yang baik untuk berbagai
senyawa kovalen yang lain.
B. Penjelasan-penjelasan
1. Kelarutan
dalam air
Apabila
sebuah zat molekular larut dalam air, maka terjadi hal-hal berikut:
gaya tarik antar-molekul dalam zat menjadi hilang. Untuk alkana, gaya tarik tersebut adalah gaya dispersi
Van der Waals.
gaya tarik antar-molekul dalam air menjadi hilang sehingga zat bisa
bercampur dengan molekul-molekul air. Dalam air, gaya tarik antar-molekul yang utama adalah ikatan hidrogen.
Diperlukan energi untuk meghilangkan gaya tarik
antar-molekul tersebut, meskipun jumlah energi yang diperlukan untuk
menghilangkan gaya dispersi Van der Waals pada molekul seperti metana sangat
kecil dan bisa diabaikan. Akan tetapi, ini tidak berlaku bagi ikatan hidrogen
dalam air, dimana diperlukan banyak energi untuk memutus ikatan hidrogen.
Dengan kata lain, sebuah zat akan larut jika ada cukup
energi yang dilepaskan ketika ikatan-ikatan baru terbentuk antara zat dan air
untuk mengganti energi yang digunakan dalam memutus gaya tarik awal.
Satu-satunya gaya-tarik yang baru terbentuk antara alkana
dan molekul air adalah gaya Van der Waals. Pembentukan gaya tarik ini tidak
melepaskan banyak energi untuk mengganti energi yang diperlukan untuk memutus
ikatan hidrogen dalam air. Olehnya itu alkana tidak larut.
C. Kelarutan dalam pelarut-pelarut organik
Pada kebanyakan pelarut organik, gaya tarik utama antara
molekul-molekul pelarut adalah gaya Van der Waals - baik gaya dispersi maupun
gaya tarik dipol-dipol.
Ini berarti bahwa apabila sebuah alkana larut dalam sebuah pelarut organik,
maka gaya tarik Van der Waals terputus dan diganti dengan gaya Van der Waals
yang baru. Pemutusan gaya tarik
yang lama dan pembentukan gaya tarik yang baru saling menghapuskan satu sama
lain dari segi energi - sehingga tidak ada kendala bagi kelarutannya.
1.2.4 Kereaktifan kimiawai alkana
dan Siklo Alkana
a. Alkana
Alkana
mengandung ikatan tunggal C-C yang kuat dan ikatan C-H yang juga kuat. Ikatan
C-H memiliki polaritas yang sangat rendah sehingga tidak ada molekulnya yang
membawa jumlah ion positif atau negatif yang signifikan untuk menarik molekul
lainnya.
Olehnya
itu alkana-alkana memiliki reaksi yang cukup terbatas.
Beberapa hal yang bisa dilakukan pada alkana:
alkana bisa dibakar, yakni memusnahkan seluruh molekulnya;
alkana bisa direaksikan dengan beberapa halogen yakni memutus ikatan C-H;
alkana bisa dipecah, yakni dengan memutus ikatan C-C.
Reaksi-reaksi ini akan dibahas secara rinci pada halaman terpisah (lihat
berikut).
b. Sikloalkana
Sikoalkana memiliki kereaktifan yang sangat mirip dengan alkana, kecuali
untuk sikloalkana yang sangat kecil - khususnya siklopropana. Siklopropana jauh
lebih reaktif dibanding yang mungkin anda kira.
Alasannya karena sudut-sudut ikatan dalam cincin. Normalnya, apabila karbon
membentuk empat ikatan tunggal, maka sudut-sudut ikatannya adalah sekitar
109,5°. Pada siklopropana sudut ini sebesar 60°.
Dengan pasangan-pasangan elektron yang saling berdekatan, terjadi tolak
menolak antara pasangan-pasangan elektron yang menghubungkan atom-atom karbon.
Ini membuat ikatan-ikatan lebih mudah terputus.
Pengaruh dari tolak-menolak ini akan dibahas lebih lanjut pada halaman
tentang reaksi-reaksi dari senyawa-senyawa ini dengan halogen.
1.2.5 Pembakaran
Alkana dan Sikloalkana
Halaman ini secara ringkas menguraikan pembakaran alkana dan sikloalkana.
Walaupun sebenarnya perbedaan diantara keduanya sangat kecil.
1. Pembakaran sempurna
Setiap senyawa hidrokarbon yang dibakar sempurna
(terdapat cukup oksigen) akan menghasilkan karbondioksida dan air.
a. Persamaan reaksi
Perlu ditekankan bahwa anda bisa menuliskan
persamaan-persamaan yang seimbang untuk reaksi-reaksi pembakaran ini, karena
persamaan-persamaan tersebut seringkali berkaitan dengan perhitungan
termokimia. Persamaan-persamaan reaksi ini memiliki sangat banyak kemungkinan,
sehingga sulit untuk dipelajari keseluruhan. Olehnya itu anda disarankan untuk
mempelajari suatu persamaan reaksi saat diperlukan.
Beberapa dari persamaan reaksi ini lebih mudah dari yang
lainnya. Sebagai contoh, alkana yang memiliki jumlah atom karbon genap biasanya
lebih sulit dibuatkan persamaan reaksinya dibanding alkana yang memiliki jumlah
atom karbon ganjil.
Sebagai contoh, untuk propana (C3H8), anda bisa
menyetarakan karbon dan hidrogen ketika anda menuliskan persamaan reaksinya. Persamaan
yang pertama dituliskan adalah:
Dengan menghitung
jumlah oksigen, persamaan reaksi akhir bisa diperoleh secara langsung:
Untuk butana(C4H10),
anda kembali bisa menyetarakan jumlah karbon dan hidrogen saat anda menuliskan
persamaan reaksinya.
Untuk memudahkan, semuanya dikali dengan 2:
b. Kecenderungan
Senyawa
hidrokarbon menjadi lebih sulit terbakar apabila molekul-molekulnya semakin
besar. Ini karena molekul-molekul yang lebih besar tidak mudah menguap - reaksi
akan jauh lebih baik jika oksigen dan hidrokarbon bercampur sebagai gas. Jika
senyawa hidrokarbon dalam wujud cair tidak mudah menguap, maka hanya
molekul-molekul pada permukaan saja yang bisa bereaksi dengan oksigen.
Molekul-molekul
yang lebih besar memiliki gaya
tarik Van der Waals yang lebih besar sehingga membuatnya lebih sulit untuk
terputus dari molekul tetangga dan sulit untuk membentuk gas.
Jika pembakaran berlangsung sempurna, semua hidrokarbon
akan terbakar dengan nyala biru. Akan tetapi, pembakaran cenderung kurang
sempurna apabila jumlah atom karbon dalam molekul meningkat. Ini berarti bahwa
semakin besar senyawa hidrokarbon, semakin besar kemungkinan diperoleh nyala
kuning yang berasap.
2. Pembakaran tidak sempurna
Pembakaran tidak sempurna (yakni jika tidak terdapat
cukup oksigen) bisa menyebabkan pembentukan karbon atau karbon monoksida.
Penjelasan sederhana untuk raksi pembakaran ini adalah, hidrogen dalam
hidrokarbon mendapatkan kesempatan pertama untuk bereaksi dengan oksigen, dan
karbon hanya mendapatkan oksigen yang tersisa
Keberadaan partikel-partikel karbon yang berpijar pada
sebuah nyala menyebabkan nyala tersebut berubah menjadi warna kuning, dan
karbon hitam sering terlihat dalam asap. Karbon monoksida dihasilkan sebagai
sebuah gas beracun yang tidak berwarna.
3. Mengapa karbon monoksida
beracun
Oksigen diangkut dalam darah oleh hemoglobin. Akan tetapi, karbon monoksida
terikat tepat pada tempat dalam hemoglobin dimana oksigen juga terikat.
yang membedakan adalah bahwa karbon monoksida terikat dan tidak bisa
terlepas lagi - sehingga membuat mokelul hemoglobin yang khusus tersebut tidak
dapat mengangkut oksigen. Jika anda menghirup cukup banyak karbon monoksida,
anda bisa mati akibat sufokasi internal.
4. Halogenasi
Alkana dan Sikloalkana
Halaman ini menguraikan reaksi-reaksi antara alkana dan sikloalkana dengan
unsur-unsur halogen (fluorin, klorin, bromin dan iodin) dengan fokus utama pada
klorin dan bromin
4.1 Alkana
4.1.1 Reaksi antara alkana dengan
fluorin
Reaksi ini menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada
suhu dingin dan ruang gelap, dan cenderung dihasilkan karbon dan hidrogen
fluoride. Tidak ada yang istimewa pada reaksi ini. Sebagai
contoh:
4.1.2 Reaksi
antara alkana dengan iodin
Iodin tidak bereaksi dengan alkana - sekurang-kurangnya
pada kondisi laboratorium yang normal.
4.1.3 Reaksi
antara alkana dengan klorin atau bromin
Tidak ada reaksi yang terjadi dalam kondisi gelap (tanpa
cahaya).
Jika terdapat cahaya, reaksi yang terjadi sedikit mirip dengan fluorin,
yakni menghasilkan sebuah campuran karbon dan hidrogen halida. Keagresifan
reaksi berkurang tajam semakin ke bawah golongan mulai dari fluorin sampai klorin
sampai bromin.
Reaksi-reaksi yang menarik terjadi dengan adanya sinar ultraviolet (begitu
juga sinar matahari). Reaksi-reaksi ini disebut reaksi fitokimia,
dan terjadi pada suhu kamar.
Berikut kita akan melihat reaksi dengan klorin. Reaksi dengan bromin cukup
mirip, hanya saja sedikit lebih lambat.
4.1.4 Metana dan
klorin
a. Reaksi
substitusi
Campuran
antara gas tidak berwarna dengan sebuah gas berwarna hijau ini akan
menghasilkan hidrogen klorida dalam bentuk uap asap dan kabut cairan-cairan
organik. Semua produk organik berbentuk cair dalam suhu kamar terkecuali
klorometana yang merupakan sebuah gas.
Jika
klorin diganti dengan bromin, anda bisa mencampur metana dengan uap bromin,
atau menggelembungkan metana melalui cairan bromin - paparkan kedua prosedur
ini terhadap sinar UV. Campuran gas yang terbentuk akan berwarna merah-coklat
dan bukan hijau.
Reaksi-reaksi
ini tidak bisa digunakan untuk membuat senyawa-senyawa organik yang dihasilkan
dalam laboratorium karena campuran hasil reaksinya sangat sulit dipisahkan.
Mekanisme dari reaksi-reaksi ini akan dijelaskan pada halaman yang lain.
b. Reaksi
alkana-alkana yang lebih besar dengan klorin
Reaksi ini lagi-lagi akan menghasilkan campuran
produk-produk substitusi, tapi kita hanya akan melihat secara ringkas apa yang
terjadi jika hanya satu atom hidrogen yang tersubstitusi (monosubstitusi) -
sekedar untuk menunjukkan bahwa mekanisme yang terjadi tidak selamanya
sederhana sebagaimana yang dipahami.
Sebagai contoh,
dengan propana, akan diperoleh salah satu dari dua isomer berikut:
Jika
salah satu dari dua isomer yang terbentuk ini hanya secara kebetulan tanpa ada
faktor lain, maka bisa diperoleh jumlah isomer yang tiga kali lebih banyak
dengan klorin pada atom karbon ujung. Ada 6 hidrogen yang bisa terganti pada atom-atom karbon ujung dan hanya 2
pada atom karbon tengah.
Sebenarnya, jumlah setiap dari dua isomer ini yang
diperoleh hampir sama.
Jika digunakan bromin, kebanyakan hasil reaksi adalah isomer dimana bromin
terikat pada atom karbon tengah, bukan pada atom karbon ujung.
Penyebab terjadinya mekanisme ini akan dibahas pada pembahasan yang lain.
4.2 Sikloalkana
Reaksi sikloalkana pada umumnya hampir sama dengan alkana, kecuali untuk
sikloalkana yang sangat kecil - khususnya siklopropana.
4.2.1 Kereaktifan
tambahan siklopropana
Dibawah sinar UV, siklopropana akan mengalami reaksi substitusi dengan
klorin atau bromin tepat seperti yang dialami alkana non-siklik. Akan tetapi,
sikloalkana juga memiliki kemampuan untuk bereaksi dalam kondisi tanpa cahaya.
Dengan adanya sinar UV, siklopropana bisa mengalami reaksi adisi
dimana cincinnya terputus. Sebagai contoh, dengan bromin, siklopropana
menghasilkan 1,3-dibromopropana.
Reaksi ini masih bisa terjadi dengan adanya sinar biasa - tetapi reaksi substitusi juga terjadi pada kondisi ini.
Struktur cincin terputus karena siklopropana mengalami regangan
cincin. Sudut-sudut ikatan dalam cincin menjadi 60° dan tidak normal
lagi yaitu sekitar 109.5° ketika karbon membentuk empat ikatan tunggal.
Timpang tindih antara orbital-orbial atom dalam pembetukan ikatan C-C tidak
lagi seperti pada keadaan normal, dan terjadi tolak-menolak yang cukup besar
antara pasangan-pasangan elektron ikatan. Sistem akan menjadi lebih stabil jika
cincin terputus.
4.3 Memecah Senyawa-Senyawa Alkana
Halaman
ini menjelaskan apa yang dimaksud dengan pemecahan senyawa-senyawa alkana, dan
perbedaan antara pmecahan katalisis dengan pemecahan termal yang digunakan
dalam industri petrokimia.
4.3.1 Pemecahan
Pengertian
pemecahan
Pemecahan (cracking) adalah istilah yang digunakan untuk
menguraikan molekul-molekul hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul yang
lebih kecil dan lebih bermanfaat. Penguraian ini dicapai dengan menggunakan
tekanan dan suhu tinggi tanpa sebuah katalis, atau suhu dan tekanan yang lebih
rendah dengan sebuah katalis.
Sumber molekul-molekul hidrokarbon yang besar biasanya
adalah fraksi nafta atau fraksi minyak gas dari penyulingan minyak mentah
(petroleum) menjadi beberapa fraksi. Fraksi-fraksi ini diperoleh dari proses
penyulingan dalam bentuk cair, tetapi diuapkan ulang kembali sebelum dipecah.
Tidak ada reaksi unik yang terjadi pada proses pemecahan.
Molekul-molekul hidrokarbon dipecah secara acak menghasilkan campuran-campuran
hidrokarbon yang lebih kecil, beberapa diantaranya memiliki ikatan rangkap
karbon-karbon. Sebagai contoh, salah satu reaksi yang mungkin terjadi untuk
hidrokarbon C15H32 adalah:
Atau reaksi yang
lebih rinci, yang menunjukkan secara lebih jelas apa yang terjadi pada berbagai
atom dan ikatan, dapat dilihat pada gambar berikut:
Ini
hanya merupakan salah satu cara untuk memecah molekul C15H32.
Senyawa pecahan yang dihasilkan berupa etena dan propena yang merupakan bahan
yang penting untuk membuat plastik atau untuk menghasilkan bahan-bahan kimia
organik yang lain. Dan oktana yang merupakan salah satu molekul yang terdapat
dalam petrol (bensin).
4.3.2 Pemecahan
katalisis
Pemecahan moderen menggunakan zeolit
sebagai katalis. Zeolit ini merupakan aluminosilikat kompleks, dan memiliki
kisi besar (terdiri dari atom aluminium, silikon dan oksigen) yang membawa
muatan negatif 1. Zeolit tentunya terkait dengan dengan ion-ion positif seperti
ion-ion natrium. Anda bisa menjumpai zeolit jika anda mengerti tentang resin-resin
penukar ion yang digunakan dalam pelicin air.
Alkana dicampur dengan katalis pada suhu sekitar 500°C dan pada tekanan yang
cukup rendah.
Zeolit digunakan dalam pemecahan katalisis untuk
menghasilkan persentase tinggi dari hidrokarbon yang memiliki jumlah atom
karbon antara 5 sampai 10 - sangat bermanfaat untuk petrol (bensin). Zeolit
juga menghasilkan proporsi alkana bercabang yang tinggi dan hidrokarbon
aromatik seperti benzen.
Pada pokok bahasan ini, anda tidak diharapkan mengetahui bagaimana katalis
tersebut bekerja, tetapi anda diharapkan untuk mengetahui bahwa mekanisme kerja
katalis ini melibatkan sebuah senyawa intermediet ionik.
Katalis zeolit memiliki sisi-sisi yang bisa melepaskan
sebuah hidrogen dari sebuah alkana bersama dengan dua elektron yang mengikatnya
pada karbon. Lepasnya hidrogen ini menyebabkan atom karbon bermuatan positif.
Ion-ion karbon seperti ini disebut ion karbonium (atau karbokasi). Penataan
ulang ion-ion ini menghasilkan berbagai produk reaksi.
4.3.3 Pemecahan termal
Pada
pemecahan termal, digunakan suhu yang tinggi (biasanya antara 450°C sampai 750°C ) and tekanan tinggi
(sampai sekitar 70 atmosfir) untuk menguraikan hidrokarbon-hidrokarbon yang
besar menjadi hidrokarbon yang lebih kecil. Pemecahan termal menghasilkan
campuran produk yang mengandung banyak hidrokarbon dengan ikatan rangkap, yakni
alkena.
Pemecahan termal tidak melibatkan pembentukan senyawa
intermediet ionik seperti pada pemecahan katalisis. Justru, ikatan C-C terputus
sehingga masing-masing atom karbon memiliki satu elektron tunggal. Dengan
kata lain, terbentuk radikal bebas.
Reaksi-reaksi dari radikal bebas akan menghasilkan berbagai produk.
C.
RANGKUMAN
hidrokarbon yang merupakan senyawa yang hanya tersusun oleh karbon dan
hidrogen dibagi menjadi dua kelompok
utama: hidrokarbon alifatik, termasuk di dalamnya adalah yang berantai
lurus, yang berantai cabang, dan rantai melingkar, dan kelompok kedua, hidrokarbon
aromatik yang mengandung cincin atom karbon yang sangat stabil.
Hidrokarbon alifatik masih dapat dibagi
menjadi dua kelompok berdasarkan kelipatan ikatan karbon-karbon; hidrokarbon
jenuh yang mengandung ikatan tunggal karbon-karbon; dan hidrokarbon tak jenuh
yang mengandung paling sedikit satu ikatan rangkap dua karbon-karbon atau
ikatan rangkap tiga.
Atom karbon dengan nomor atom 6 mempunyai susunan
elektron K = 2, L
= 4, jadi mempunyai 4 elektron valensi dan dapat mernbentuk empat ikatan
kovalen
mempunyai kemampuan untuk membentuk ikatan dengan atom
karbon lain membentuk rantai karbon yang terbuka atau tertutup/berlingkar.
Alkana merupakan Hidrokarbon jenuh yang paling sederhana
merupakan suatu deret senyawa yang memenuhi rumus umum CnH2n+2
yang dinamakan alkana atau parafin.
isomer adalah jika rumus struktur yang berbeda tetapi
rumus molekulnya sama
Atom C yang terikat dengan satu atom C dan 3 atom H
disebut atom C primer, sedang atom C yang terikat dengan dua atom C den dua
atom H disebut atom C sekunder
Sikloalkana juga hanya mengandung ikatan C-H dan ikatan tunggal
C-C, hanya saja atom-atom karbon tergabung dalam sebuah cincin.
Reaksi kimia yang umum terjadi adalah reaksi
oksidasi/pembakaran, subtitusi dan eliminisasi.
D.
TUGAS
1. tulis kemungkinan
rumus struktur C5H12
2. berinama yang tepat untuk senyawa C2H5CH(CH3)CH2CH(C3H7)CHCH3
3. Pada pembakaran sempurna 2,5 liter gas hidrkarbon
(P,T) dihasilkan 5 liter
gas CO2 (T,P) dan 5
liter uap air (P,T). tentukan rumus molekul, rumus lewis dan
rumus struktu hidrokarbon tersebut !
No comments:
Post a Comment